DENYUT BARU DRIGU
Artikel dan Foto oleh: Nurlaili L.
Artikel dan Foto oleh: Nurlaili L.
Sedaer
River Tubing, Jawa Timur.
Alternatif petualangan wisata
air di Sungai Amprong, lereng Gunung Semeru.
|
Dusun Drigu sebelumnya jarang terdengar di telinga saya.
Namun kali ini saya berkesempatan mendatangi kawasan Poncokusumo ini dan
menyusuri petak-petak hijau yang didominasi tanaman sedaer (selada
air), salah satu jenis tanaman budidaya andalan warga.
“Saking pundi Mbak?—Dari mana Mbak (asalnya)?” Sapa ramah
seorang petani
“Kulo saking Tumpang Pak—Saya dari Tumpang Pak.”
Sang
petani kemudian menunjukkan sebuah jalan setapak di antara ladang sedaer agar tidak
terperosok. Tak jauh dari sana, saya bertemu dengan para pemandu dan pemain
yang memulai kegiatan serunya, river tubing. Mereka mengarungi
sungai dengan memakai ban dalam kendaraan (tube) yang telah dimodifikasi
sedemikian rupa. Ketika mengendarai ban, pemain cukup duduk di atasnya dan
mengikuti arus sungai. Di ujung sungai inilah, terlihat Shuvia Rahma sedang
mendokumentasikan aktivitas mereka, ialah salah satu penggagas terbentuknya
Sedaer River Tubing. Dalam kesempatan yang ada, Shuvia menceritakan beberapa
hal terkait wisata baru ini kepada saya.
Wisata river tubing di Drigu mulai ada karena
inisiatif dari pemuda-pemudi kreatif, Randy dan Shuvia. Berawal dari kesamaan
hobi, menjelajahi dan menaruh kepedulian terhadap alam, mereka menemukan sebuah
potensi wisata di dusun yang dilalui Sungai Amprong ini. Di tahun 2015, Mereka
mulai mencoba merangkul beberapa warga untuk mengembangkan river tubing,
hingga akhirnya seorang petani Drigu, Suwanto menyambut baik ajakan tersebut.
Karena cukup disegani di masyarakat, Suwanto juga berhasil mengajak beberapa warga
lainnya untuk turut serta mengembangkan denyut baru Drigu ini. Selama ±3 bulan,
perbaikan kondisi Sungai Amprong pun dilakukan, secara gotong royong mereka
membersihkan sampah-sampah dan menata posisi bebatuan agar tidak membahayakan
nantinya.
“Sebenarnya, sebelum ada Sedaer River Tubing, para warga
sudah mengenal tentang aktivitas semacam ini, tapi mereka melakukannya sekadar
untuk main-main dan belum safety (aman)”
Tutur wanita asal Pakisaji ini
Kiprah Sedaer River Tubing diawali dengan pembelian 15 unit peralatan keamanan
(helm, pelampung, dan ban), yang dilanjutkan dengan menyebarkan informasi
tentang wisata air ini kepada beberapa saudara dan orang terdekat. Saat itu, base
camp untuk menerima tamu menggunakan rumah warga di Dusun Drigu. Seiring
berjalannya waktu, para anggota bersepakat untuk mendirikan base camp sendiri
di sebuah lahan tidak terawat milik Suwanto. Menariknya, lanskap yang indah,
hawa sejuk, perbukitan hijau, serta kondisi jalan yang mudah diakses ternyata
menjadi nilai tambah kenyamanan di area base camp yang
baru.
Jalur untuk mencapai lokasi base camp dapat
melalui Desa Kunci (Gubuk Klakah) dan Pasar Wates (Poncokusumo). Dalam
perjalanan saya dari Desa Tumpang, saya melaju ke arah timur (Gubuk Klakah)
menuju Dusun Drigu, Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang, yang jaraknya
hanya sekitar 9 Km. Menurut saya, rute ini cukup mudah untuk diingat, karena
jalurnya searah dengan rute para pendaki menuju TNBTS (Taman Nasional Bromo
Tengger Semeru).
Galeri
Sedaer River Tubing. Keseruan olahraga semi
ekstrem river tubing diabadikan dalam beberapa dokumentasi foto.
|
Para
Tamu yang Bersantai di Gazebo. Tak terlalu
banyak kendala selama proses pembangunan gazebo, karena bahan-bahan bangunan
mudah didapat dan harganya terjangkau.
|
Briefing Sebelum Tubing.
Briefing sangat penting dilakukan
oleh pemandu, agar para pemain dapat nyaman dan aman ketika melakukan river tubing.
|
Para Pemandu Sedaer River Tubing.
Para pemandu merupakan warga asli di kawasan Drigu sendiri. Sekitar 5-10 orang aktif menjadi anggota di Sedaer River Tubing untuk melayani para tamu.
|
Beberapa Medan Berbatu Menjadi
Tantangan Tersendiri Bagi Pemain River Tubing. Petualangan river tubing semakin seru ketika
aliran air sungai melewati beberapa jeram pada ketinggian tertentu.
|
Melalui kerja keras dan komitmen yang kuat, saat ini Sedaer
River Tubing semakin ramai dikunjungi oleh sekitar 20-an wisatawan dalam
sehari. Layanan juga semakin dimaksimalkan, contohnya dengan menambah paket
unik, diantaranya: petik sedaer, petik apel, dan outbound di
Hutan Pinus Bedengan (Poncokusumo). Hal ini tentu tak terlepas dari peran serta
beberapa warga di sekitar Desa Kunci, Drigu dan Poncokusumo yang turut membantu
dalam kegiatan harian river tubing, termasuk dalam penyediaan konsumsi
dan alat transportasi.
Di samping mengoptimalkan potensi wisata daerah, kelestarian
ekosistem alam juga menjadi perhatian utama bagi para anggota. Melalui kegiatan
baru ini, beberapa warga yang biasanya menambang pasir di Sungai Amprong mulai
beralih profesi menjadi pemandu river tubing.
“Batu itu penting. Supaya menahan laju air, sehingga ketika
air bah datang maka bisa dipecah lajunya. Namun jika bebatuan terus diambil,
kontur sungai bisa berubah dan tidak ada penahan. Jadi jika saya ingin tetap
melakukan konservasi, saya juga harus mengajak orang-orang di sekitar sini.”
Jelas Shuvia
Pentingnya aksi konservasi semakin disadari Shuvia ketika
bertemu dengan rekan-rekannya sesama pecinta alam. Hingga saat ini, konservasi
alam secara nyata mereka lakukan di daerah hulu, di Desa Taji (Kec. Jabung,
Malang). Pemasukan dan bantuan yang telah diterima, mereka alokasikan untuk
penghijauan hutan di Taji, supaya dapat mencegah terjadinya tanah longsor dan
menyelamatkan sumber mata air disana. Tantangan juga sering mereka hadapi sejak
melaksanakan aksi penghijauan 1.500 pohon, beberapa tanaman ditemukan rusak dan
perawatan tanaman harus rutin dilakukan (perawatan sekitar dua bulan sekali).
Namun, hal ini tidak menyurutkan tekad mereka untuk terus memperbaiki
kelestarian alam, untuk Indonesia. Mereka terus
melangkah maju dan fokus agar dapat kembali menyampaikan kabar baik lainnya. Harapan Shuvia
sendiri pun tak muluk-muluk, setidaknya melalui wisata air ini, ia dapat terus
melakukan konservasi alam, mampu mengajak wisatawan untuk menjaga lingkungan
dan para warga dapat bekerja sama secara optimal untuk mengembangkan potensi
wisata di daerahnya.
Dari sini, saya mendapatkan banyak inspirasi dan dapat
mengambil sebuah pelajaran baru. Impian dan harapan
mempunyai kekuatan yang sangat besar, tapi hanya ketika diperkuat oleh
penelitian, pembelajaran, dan usaha. Inilah inovasi daerahku, bagaimana inovasi di
daerahmu?
Lokasi
Sedaer River Tubing (Menggunakan Aplikasi Google Maps).
Sedaer River Tubing, Dusun
Drigu, Kec. Poncokusumo, Kab. Malang, Jawa Timur, Indonesia.
|
Bacaan Lanjutan: