AKADEMI MILITER DALAM SISTEM IMUNITAS TUBUH
Apakah kalian masih ingat fungsi kelenjar timus yang dijelaskan oleh guru biologi? Kelenjar yang tumbuh pada awal kelahiran dan menyusut setelah pubertas. Jika masih lupa atau tidak pernah mendengarnya, mari kita bersama-sama belajar lebih dalam tentang pengertian timus dan manfaat tersembunyi dibalik penciptaannya.
Awalnya, kelenjar timus dianggap tidak memiliki fungsi sama sekali. Namun ternyata anggapan tersebut tidak sepenuhnya benar. Bagaimana bisa?
Timus (Thymus) adalah kelenjar berwarna abu-abu merah muda yang terletak di daerah dada bagian atas, di bawah sternum atau tulang dada. Pada bayi baru lahir, kelenjar ini lebih besar dibandingkan pada saat dewasa. Kelenjar timus terus tumbuh sampai pubertas dan kemudian mengalami involusi, timus mulai menyusut ukurannya. Kelenjar timus sangat aktif selama masa kanak-kanak, yang memainkan peran penting dalam mengembangkan dan meningkatkan sistem imunitas tubuh. Ilustrasinya, di dalam sistem acquired immunity memiliki regu-regu pasukan yang bekerja menurut bidangnya masing-masing. Ada regu eksplorasi, regu pembuat senjata, regu pembunuh (tempur), pasukan pelayan, dan regu penyerbu. Namun yang menjadi fokus pembicaraan kali ini yaitu regu pembunuh.
Sel-sel darah putih yang diproduksi dan terbentuk di dalam medulla (tulang sumsum) dan sengaja dikirim ke akademi militer yang bernama kelenjar timus untuk mengikuti progam pendidikan dan pelatihan. Setelah lulus, sel-sel darah putih menyandang pangkat “sel terlatih”. Di akademi militer ini, sel darah putih yang dikeluarkan untuk kepentingan perang belajar dua materi pokok: mengidentifikasi diri sendiri dan kawan, dan mengidentifikasi lawan yang membawa penyakit.
Sel darah putih terlebih dahulu dihadapkan dengan ratusan ribu protein maupun unsur-unsur penyebab penyakit, yang kemudian dilatih untuk mengidentifikasinya agar menyerang atau tidak. Selanjutnya sel-sel darah putih melalui tahap ujian, pada tahap ini satu per satu diuji mengenai kedua materi yang telah diajarkan sebelumnya. Bagi yang tidak lolos ujian, dilarang meninggalkan akademi dan dimusnahkan, karena jika keluar ke dalam darah maka akan sangat mungkin bagi dirinya untuk menyerang atau menghancurkan tubuh yang membentuknya. Selain berperan dalam melindungi tubuh dengan memproduksi antibodi yang menghentikan invasi agen-agen asing, bakteri, dan virus; sel-sel darah putih juga menjamin berfungsinya sistem tubuh, menjaga keausan organ, serta mencegah pertumbuhan abnormal sel-sel.
Setelah lewat usia pubertas, akademi militer (kelenjar timus) akan mewariskan ilmu pengontrol dan pengatur kerja sel darah putih kepada sel darah putih yang lulus ujian dan berpangkat sel terdidik, sehingga sel yang baru lulus ujian tersebut bisa melakukan tugasnya menularkan ilmu ini kepada generasi sel darah putih berikutnya.
Pada umumnya, saat individu tumbuh lebih tua dan telah beranjak usia tujuh puluhan, kelenjar timus menyusut dan digantikan oleh jaringan lemak. Kemampuan sel darah putih pembunuh pun mulai melemah dan menghancurkan unsur-unsur kawan sendiri, termasuk menghancurkan sebagian sistem tubuh, dan organ-organnya. Pada usia ini kita banyak melihat penyakit mulai muncul dan merajalela, seperti radang persendian, penyakit-penyakit ginjal, dan sebagainya yang diakibatkan menurunnya sistem imunitas tubuh dan hilangnya kontrol terhadap kinerja sel pembunuh.
Inilah salah satu hal menarik yang mungkin tidak semua orang menyadari manfaat bahkan peran kelenjar timus yang vital dalam proses perkembangan tubuh manusia. Semakin maju ilmu pengetahuan, maka semakin jauh pula kita mengerti sisi-sisi kemukjizatan ayat-ayat Allah yang menunjukkan kebesaran Sang Maha Pencipta.
“Yang membuat segala sesuatu yang Dia ciptakan sebaik-baiknya dan Yang memulai penciptaan manusia dari tanah” (Q.S. As Sajdah, 32: 7)
Referensi:
A, Yusuf. 2008. Seri Kemujizatan Al Quran dan Sunnah, Kemujizatan Manusia dalam Al Quran dan Sunnah. Yogyakarta: Sajadah_press.
Budisma.net/2014/10/apakah-fungsi-kelenjar-timus.html diakses tanggal 11 Mei 2015
www.cancer.org/cancer/thymuscancer/detailedguide/thymus-cancer-what-is-thymus-cancer diakses tanggal 11 Mei 2015
Mei 12, 2015
0 komentar:
Posting Komentar