AKTIVITAS TERNYATA DIKENDALIKAN!
Apakah
kita sering berkata jujur atau justru sering berdusta? Ternyata berdusta,
durhaka, dan berbagai sumber keputusan lainnya secara langsung dikendalikan oleh
suatu bagian tubuh yang sangat berperan untuk membantu segala aktivitas kita
setiap harinya, organ tersebut adalah otak manusia. Ada beberapa fakta ilmiah
mengenai otak manusia yang berperan penting dalam mengendalikan tingkah laku
manusia yang berhubungan dengan watak/karakter tersebut. Otak manusia
mengandung beberapa cuping primer, diantaranya:
1. Cuping depan (frontal lobe).
2. Cuping belakang (occipitol lobe).
3. Cuping pelipis (temporal lobe).
4. Cuping dinding (parietal lobe).
1. Cuping depan (frontal lobe).
2. Cuping belakang (occipitol lobe).
3. Cuping pelipis (temporal lobe).
4. Cuping dinding (parietal lobe).
Masing-masing
cuping memiliki peran fungsional yang berbeda satu sama lain, dan pada waktu
yang sama ia juga merupakan pengoptimal kinerja fungsi-fungsi tubuh yang lain.
Setelah
dilakukan pembedahan bagian atas kening, ditemukan bahwa otak tersembunyi di
belakang cuping depan. Berbeda dengan hewan, bagian yang bertanggung jawab atas
perangai dan pembicaraan ini selalu berkembang dan menonjol dari segi anatomi
dan fisiologi. Cuping depan otak adalah cuping besar yang terletak di depan
garis pusat, dan ia memiliki 5 pusat syaraf yang berbeda-beda dari segi letak
dan fungsinya,
salah
satunya seperti
lapisan luar kening bagian depan (frontal
cortex-pre), terletak di belakang kening, berbentuk menyerupai bagian
terbesar cuping bagian terbesar cuping bagian depan otak. Fungsinya berhubungan
dengan pembentukan karakter seseorang. Ia juga berperan dalam pembatasan
inisiatif pengambilan keputusan. Karena selaput otak kening bagian depan
terletak di belakang kening, maka ia bersembunyi di dalam ubun-ubun, maka
dialah yang mengendalikan sebagian tingkah laku manusia yang berhubungan dengan
watak/karakter, seperti jujur, berbohong, salah, benar, dan dialah yang
membedakan antar sifat-sifat ini.
Dalam
Al-Qur’an ternyata Allah SWT telah mengungkap rambut ubun-ubun untuk menunjukkan
sifat dari Abu Jahal yang suka berdusta dan durhaka.
“Ketahuilah, sungguh jika dia tidak berhenti (berbuat demikian) niscaya
Kami tarik ubun-ubunnya, (yaitu) ubun-ubun yang mendustakan lagi durhaka.” (Q.S.
Al’Alaq, 96:15-16)
Dalam
menafsiri ayat 15-16 surah al-Alaq, Al-Alusi menjelaskan (dalam tafsirnya, Ruh al-Ma’ani), kata ubun-ubun (nashiyah) yang
pendusta di sini bukanlah ubun-ubun dalam arti sebenarnya (sering diartikan
sebagai jambul), akan tetapi yang dimaksud di sini adalah makna majazi
(metafore), yakni rambut ubun-ubun milik Abu Jahal yang suka berdusta dan
durhaka, bukan rambut ubun-ubun dalam artian denotatif sebagai sumber dusta dan
durhaka. Jadi menurut kalangan ahli tafsir, yang bohong dan durhaka bukan
ubun-ubun, melainkan pemilik ubun-ubun. Dengan kata lain, karena seringnya ia
berbohong dan durhaka, maka seluruh anggota tubuhnya pun seolah-olah berbohong
dan durhaka. Al-Alusi melanjutkan mengapa hanya jambul saja yang disebut
disini, jawabannya karena Abu Jahal yang terkutuk sangat gemar mengelus-ngelus
jambul dan memberinya wangi-wangian. Alasan lain, karena penjambakan jambul
adalah sesuatu yang paling hina atau rendah di kalangan orang Arab. Maka jambul orang-orang yang tidak
sehaluan dengan Abu Jahal tentu bisa disifati dengan cap jujur dan benar.
Sejumlah
studi elektronik atas otak dan studi fungsi elektromagnetik organ tubuh menjelaskan
bahwa pasien dan hewan-hewan yang mengalami kerusakan cuping-cuping kening
bagian depan, secara umum menderita penurunan kemampuan nalar. Riset juga
mengungkap bahwa gangguan apapun yang terjadi pada cuping depan bisa merubah
tingkah laku alamiah manusia, bahkan terkadang bisa memunculkan
perilaku-perilaku jahat dan nista dalam standar akhlak.
Cuping-cuping
kening bagian depan otak bisa dianggap sebagai pusat inisiatif untuk berbohong.
Disitulah kegiatan akal yang
berhubungan dengan kebohongan diproses. Kemudian setelah itu
intruksi-intruksinya dibawa oleh organ tubuh pengirim di sela-sela pelaksanaan
kebohongan tersebut. Perbuatan-perbuatan jahat juga diproses dalam cuping
kening bagian depan, sebelum dibawa ke organ tubuh yang akan melakukan
perbuatan tersebut. Selaput otak kening bagian depan yang tersembunyi dalam ubun-ubun
bertanggung jawab terhadap tingkah laku yang salah karena ia adalah pusat
pengendalian dan pembatasan berbagai tingkah laku manusia.
Ketika para ilmuwan syaraf
mempelajari susunan syaraf di area sekitar atas dahi, mereka menemukan bahwa
area tersebut tersusun dari tulang dahi (frontal bone), dan tulang ini
berfungsi melindungi salah satu dari keempat cuping otak, yanng disebut dengan
cuping depan dan cuping belakang. Dengan demikian, cuping otak bagian depan
merupakan organ yang tersimpan di belakang dahi bagian atas. Cuping ini memuat
seperlima pusat syaraf, diantaranya cortex bagian depan dahi yang
merepresentasikan bagian terbesar cuping tersebut, dan cortex ini terletak di
belakang dahi langsung, yakni tersembunyi di dalam ubun-ubun.
Ternyata apabila seseorang
mengalami kerusakan cortex baik akibat serangan tumor ataupun kecelakaan dapat
membuat seseorang kehilangan inisiatif dan pertimbangan. Ia juga akan
menimbulkan beberapa perubahan emosional yang memancing perasaan euphoria (perasaan nyaman atau perasaan gembira yg
berlebihan), selain bisa menghilangkan kepekaan seseorang terhadap
realitas kemasyarakatan. Gangguan ini dapat pula menyebabkan perubahan perilaku
seseorang. Ia menjadi tidak peduli, kehilangan rasa tanggung jawab, tidak mampu
mengendalikan perilakunya, dan lain-lain. Cuping ini sangat penting bagi akal,
karena berhubungan dengan akal/otak-otak lain, seperti pikiran, perasa, peraba,
selain bertanggung jawab terhadap perilaku-perilaku yang salah, karena ia
adalah pusat pengendalian dan kontrol.
Jadi dapat kita lihat
bagaimana sulitnya kalangan ahli tafsir tempo dulu dalam memahami makna harfiah
ayat. Meskipun sebagian mereka telah menjelaskan bahwa bohong dan salah itu
berkaitan erat dengan ubun-ubun, seperti Al-Alusi, Ibnu Katsir, Ar-Razi, namun
hal tersebut belum diketahui oleh kalangan medis pada masa itu. Dan pengetahuan
tentang fungsi ubun-ubun ini pun baru sempurna setelah diadakannya penelitian
lebih mendalam dengan teknologi yang semakin modern.
Melalui Al-Qur’an, telah
diberikan isyarat tentang fungsi cortex kening bagian depan yang tersembunyi di
dalam ubun-ubun adalah pusat kebijakan manusia, sehingga kita mampu mengendalikan
perilaku di kehidupan sehari-hari.
Notes:
A, Yusuf. 2008. Seri Kemujizatan Al Quran dan Sunnah,
Kemujizatan Manusia dalam Al Quran dan Sunnah. Yogyakarta: Sajadah_press.
Desember 26, 2011
0 komentar:
Posting Komentar