Rabu, 01 Juni 2016

Resensi Novel Serial "Burlian"

Judul : Burlian, Serial Anak-Anak Mamak
Penulis : Tere-Liye
Tanggal Terbit : Maret 2011; cetakan III (cetakan I: Nov, 2009)
Penerbit : Republika
Tebal Halaman : 340 hlm

Beberapa minggu ini, saya mulai mencoba membaca beberapa jenis buku fiksi, khususnya novel. Hingga, saya mulai penasaran dengan karya Tere-Liye (Darwis) dengan serial bukunya yang kata orang, isinya berisi cerita anak-anak, dapat menginspirasi, dan tidak menggurui.

Setelah selesai membaca salah satu buku serialnya berjudul "Burlian"; serial pertama, saya amat setuju dengan apa yang mereka utarakan. Isi ceritanya, sesuai sekali dengan apa yang sedang saya cari-cari saat ini, buku untuk anak-anak dan menginspirasi. Satu lagi kelebihannya, membacanya di beberapa bab, kisah-kisahnya sangat mengharukan, serta saya pun kembali berpikir secara sederhana tentang kehidupan.

Lalu, apa sih sebenarnya yang Tere-Liye tulis dalam buku "Burlian" ini?

Di awal cerita, hiduplah sebuah keluarga, ada bapak, mamak, dan keempat anaknya (Eliana, Pukat, Burlian-3, Amelia) yang hidup di sebuah pedesaan Sumatra. Hidup mereka sederhana, penerangan rumah pun masih menggunakan lampu canting dan sepertinya di tahun-tahun orde baru, menariknya mereka hidup di kampung yang dekat hutan, sungai, lembah dan bukit barisan yang masih alami. Kali ini, Tere-Liye mengisahkan tentang masa kecil Burlian, kisahnya sejak berumur tujuh tahun. Ia dijuluki mamaknya sebagai "anak spesial", hingga si Burlian pun memang tumbuh sebagai anak yang spesial. Ia memiliki kepribadian yang percaya diri, rasa ingin tahunya besar (kadang justru melanggar aturan), senang bermain di alam, dan setia kawan.

Dari bab per bab, diceritakan beberapa kejadian yang saling bersambung, meski berbeda topik. Topik yang diangkat, seperti saat Burlian ditahan di stasiun kereta, kawan Burlian yang jago bermain bola, saat-saat menanti durian jatuh, Burlian yang sembunyi-sembunyi ikut judi dari radio, Burlian yang hampir dimakan buaya, semangat untuk membantu teman bersekolah, cinta seorang mamak, tersesat di hutan, pertemuan dengan kepala proyek pembangunan jalan (Nakamura), serta kisah lainnya.

...
Aku akhirnya mengerti kenapa Bapak, Mamak sejak kecil selalu bilang, "Kau spesial, Burlian." Itu cara terbaik bagi Bapak, Mamak untuk menumbuhkan percaya diri, keyakinan dan menjadi pegangan penting setiap kali aku terbentur masalah. Aku ingat, Mamak, Bapak selalu bilang, "Kau anak yang kuat, Amelia." Agar Amelia yang sakit-sakitan tumbuh jadi 'kuat'.
...

Dalam buku ini, cerita-ceritanya diungkapkan dengan bahasa sehari-hari, sederhana, meskipun ada beberapa percakapan yang masih kasar. Pada akhirnya, buku ini diharapkan jadi bacaan anak-anak, remaja untuk menumbuhkan kesederhanaan hidup, budi pekerti yang baik serta menyayangi keluarga masing-masing. Dan juga menjadi bacaan orang dewasa, orang tua agar mereka bisa lebih memahami betapa spesialnya anak-anak.

0 komentar:

Posting Komentar