Selasa, 03 Januari 2012

Aktivitas Ternyata Dikendalikan!


AKTIVITAS TERNYATA DIKENDALIKAN!

Apakah kita sering berkata jujur atau justru sering berdusta? Ternyata berdusta, durhaka, dan berbagai sumber keputusan lainnya secara langsung dikendalikan oleh suatu bagian tubuh yang sangat berperan untuk membantu segala aktivitas kita setiap harinya, organ tersebut adalah otak manusia. Ada beberapa fakta ilmiah mengenai otak manusia yang berperan penting dalam mengendalikan tingkah laku manusia yang berhubungan dengan watak/karakter tersebut. Otak manusia mengandung beberapa cuping primer, diantaranya: 
1.  Cuping depan (frontal lobe).
2. Cuping belakang (occipitol lobe).
3. Cuping pelipis (temporal lobe).
4. Cuping dinding (parietal lobe).
Masing-masing cuping memiliki peran fungsional yang berbeda satu sama lain, dan pada waktu yang sama ia juga merupakan pengoptimal kinerja fungsi-fungsi tubuh yang lain.



Setelah dilakukan pembedahan bagian atas kening, ditemukan bahwa otak tersembunyi di belakang cuping depan. Berbeda dengan hewan, bagian yang bertanggung jawab atas perangai dan pembicaraan ini selalu berkembang dan menonjol dari segi anatomi dan fisiologi. Cuping depan otak adalah cuping besar yang terletak di depan garis pusat, dan ia memiliki 5 pusat syaraf yang berbeda-beda dari segi letak dan fungsinya, salah satunya seperti lapisan luar kening bagian depan (frontal cortex-pre), terletak di belakang kening, berbentuk menyerupai bagian terbesar cuping bagian terbesar cuping bagian depan otak. Fungsinya berhubungan dengan pembentukan karakter seseorang. Ia juga berperan dalam pembatasan inisiatif pengambilan keputusan. Karena selaput otak kening bagian depan terletak di belakang kening, maka ia bersembunyi di dalam ubun-ubun, maka dialah yang mengendalikan sebagian tingkah laku manusia yang berhubungan dengan watak/karakter, seperti jujur, berbohong, salah, benar, dan dialah yang membedakan antar sifat-sifat ini.

Dalam Al-Qur’an ternyata Allah SWT telah mengungkap rambut ubun-ubun untuk menunjukkan sifat dari Abu Jahal yang suka berdusta dan durhaka.

“Ketahuilah, sungguh jika dia tidak berhenti (berbuat demikian) niscaya Kami tarik ubun-ubunnya, (yaitu) ubun-ubun yang mendustakan lagi durhaka.” (Q.S. Al’Alaq, 96:15-16)

Dalam menafsiri ayat 15-16 surah al-Alaq, Al-Alusi menjelaskan (dalam tafsirnya, Ruh al-Ma’ani), kata ubun-ubun (nashiyah) yang pendusta di sini bukanlah ubun-ubun dalam arti sebenarnya (sering diartikan sebagai jambul), akan tetapi yang dimaksud di sini adalah makna majazi (metafore), yakni rambut ubun-ubun milik Abu Jahal yang suka berdusta dan durhaka, bukan rambut ubun-ubun dalam artian denotatif sebagai sumber dusta dan durhaka. Jadi menurut kalangan ahli tafsir, yang bohong dan durhaka bukan ubun-ubun, melainkan pemilik ubun-ubun. Dengan kata lain, karena seringnya ia berbohong dan durhaka, maka seluruh anggota tubuhnya pun seolah-olah berbohong dan durhaka. Al-Alusi melanjutkan mengapa hanya jambul saja yang disebut disini, jawabannya karena Abu Jahal yang terkutuk sangat gemar mengelus-ngelus jambul dan memberinya wangi-wangian. Alasan lain, karena penjambakan jambul adalah sesuatu yang paling hina atau rendah di kalangan orang Arab. Maka jambul orang-orang yang tidak sehaluan dengan Abu Jahal tentu bisa disifati dengan cap jujur dan benar.

Sejumlah studi elektronik atas otak dan studi fungsi elektromagnetik organ tubuh menjelaskan bahwa pasien dan hewan-hewan yang mengalami kerusakan cuping-cuping kening bagian depan, secara umum menderita penurunan kemampuan nalar. Riset juga mengungkap bahwa gangguan apapun yang terjadi pada cuping depan bisa merubah tingkah laku alamiah manusia, bahkan terkadang bisa memunculkan perilaku-perilaku jahat dan nista dalam standar akhlak.

Cuping-cuping kening bagian depan otak bisa dianggap sebagai pusat inisiatif untuk berbohong. Disitulah kegiatan akal yang berhubungan dengan kebohongan diproses. Kemudian setelah itu intruksi-intruksinya dibawa oleh organ tubuh pengirim di sela-sela pelaksanaan kebohongan tersebut. Perbuatan-perbuatan jahat juga diproses dalam cuping kening bagian depan, sebelum dibawa ke organ tubuh yang akan melakukan perbuatan tersebut. Selaput otak kening bagian depan yang tersembunyi dalam ubun-ubun bertanggung jawab terhadap tingkah laku yang salah karena ia adalah pusat pengendalian dan pembatasan berbagai tingkah laku manusia.

Ketika para ilmuwan syaraf mempelajari susunan syaraf di area sekitar atas dahi, mereka menemukan bahwa area tersebut tersusun dari tulang dahi (frontal bone), dan tulang ini berfungsi melindungi salah satu dari keempat cuping otak, yanng disebut dengan cuping depan dan cuping belakang. Dengan demikian, cuping otak bagian depan merupakan organ yang tersimpan di belakang dahi bagian atas. Cuping ini memuat seperlima pusat syaraf, diantaranya cortex bagian depan dahi yang merepresentasikan bagian terbesar cuping tersebut, dan cortex ini terletak di belakang dahi langsung, yakni tersembunyi di dalam ubun-ubun.

Ternyata apabila seseorang mengalami kerusakan cortex baik akibat serangan tumor ataupun kecelakaan dapat membuat seseorang kehilangan inisiatif dan pertimbangan. Ia juga akan menimbulkan beberapa perubahan emosional yang memancing perasaan euphoria (perasaan nyaman atau perasaan gembira yg berlebihan), selain bisa menghilangkan kepekaan seseorang terhadap realitas kemasyarakatan. Gangguan ini dapat pula menyebabkan perubahan perilaku seseorang. Ia menjadi tidak peduli, kehilangan rasa tanggung jawab, tidak mampu mengendalikan perilakunya, dan lain-lain. Cuping ini sangat penting bagi akal, karena berhubungan dengan akal/otak-otak lain, seperti pikiran, perasa, peraba, selain bertanggung jawab terhadap perilaku-perilaku yang salah, karena ia adalah pusat pengendalian dan kontrol.  

Jadi dapat kita lihat bagaimana sulitnya kalangan ahli tafsir tempo dulu dalam memahami makna harfiah ayat. Meskipun sebagian mereka telah menjelaskan bahwa bohong dan salah itu berkaitan erat dengan ubun-ubun, seperti Al-Alusi, Ibnu Katsir, Ar-Razi, namun hal tersebut belum diketahui oleh kalangan medis pada masa itu. Dan pengetahuan tentang fungsi ubun-ubun ini pun baru sempurna setelah diadakannya penelitian lebih mendalam dengan teknologi yang semakin modern.

Melalui Al-Qur’an, telah diberikan isyarat tentang fungsi cortex kening bagian depan yang tersembunyi di dalam ubun-ubun adalah pusat kebijakan manusia, sehingga kita mampu mengendalikan perilaku di kehidupan sehari-hari.




Notes:
A, Yusuf. 2008. Seri Kemujizatan Al Quran dan Sunnah, Kemujizatan Manusia dalam Al Quran dan Sunnah. Yogyakarta: Sajadah_press.


Desember 26, 2011



0 komentar:

Posting Komentar